Selasa, 04 September 2012

MAHASISWA BARU Dan IDEALISMENYA






By : Agus Zaini ( FKM UA’2010)

        Bukan curhat, namun sedikit sharing tentang sedikit pengetahuan yang belum tentu benarnya dari saya sendiri tentang korelasi mahasiswa dan idealismenya. Ketika musim penerimaan mahasiswa baru, teringat 2 tahun lalu saat saya masih unyu-unyu dan seperti tanpa dosa memasuki salah satu universitas negeri di Indonesia, dan saat itu pula sadar akan status yang telah berubah, dari siswa menjadi mahasiswa. Seperti nano-nano rasanya, yang pasti seluruh ruang hati saya dirasuki oleh rasa senang dan bahagia, karena harapan yang telah lama saya dambakan akhirnya tercapai juga. Menjadi mahasiswa baru menjadi suatu kebanggaan tersendiri dalam hidup saya, karena tidak semua orang diberikan kesempatan oleh tuhan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi .Pada saat itu saya menganggap bahwa Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda Indonesia yang beruntung.
    Tidak mengerti apa-apa dan sangat lugu menjadi ciri dari mahasiswa baru, yang kemudian itu dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk menanamkan idelogi. Sudah menjadi rahasia umum ketika hal tersebut terjadi, bahkan sah-sah saja dan memang tidak ada yang melarang. Berbagai macam ideologi menjamur dalam lingkungan universitas *sedikit lebay*, semuanya mengaku dirinya lah yang paling unggul dan dijamin tidak akan rugi jika bersamanya.
Lalu apa yang seharusnya mahasiswa baru lakukan ???
       Sebagai Mahasiswa Baru tentunya memiliki berbagai pilihan untuk menyikapi hal tersebut, diam dan mengabaikan itu semua atau masuk kedalamnya dan mengikuti setiap prosesnya. Semuanya tidak ada yang salah, semuanya sah-sah saja jika hal tersebut dilakukan oleh mahasiswa baru, karena memang seperti itu yang terjadi diapangan. Menurut saya pribadi, idealnya seorang mahasiswa memang harus memiliki ideologi yang kemudian itu menjadi idealismenya. Analoginya seperti perahu yang hilang di tengah lautan tanpa memiliki kompas, tentu perahu tersebut akan terombang-ambing dan bahkan dapat hilang/tenggelam ditelan ombak.
      Yang menjadi poin penting adalah, setiap idealisme yang kemudian dianut oleh mahasiswa memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Idealisme itu seperti kerangka berfikir yang kemudian diyakini, dan setiap manusia jelas memiliki kerangka yang berfikir yang berbeda-beda jadi tentu idealisme tergantung dengan pribadi setiap orang. Mahasiswa baru di tuntut dan harus memaksakan dirinya untuk kemudian memahami fenomena ini, karena kondisi seperti ini merupakan keniscahyaan yang tidak bisa kita hindari. Berusaha cerdas dan kritis dalam melakukan filtrasi dan seleksi terhadap apa yang ditawarkan kepadanya, haram hukumnya menelan mentah-mentah. Idealisme menjadi dua bilah mata pisau, disisi lain dapat menjadikan mahasiswa berkembang jika tepat dalam memilihnya, sebaliknya, disisi lain juga dapat menjadikan mahasiswa mengalami kemunduran jika salah dalam memilihnya.,.


SEKIAN.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar